Kamis, 28 Februari 2013

Menjadi Normal.

Ciao, pembaca yang baik.
Beberapa hari ini ada yang aneh, heuheu. Banyak tugas, banyak pikiran, banyak ngelantur.
Accidentally, melintas kata normal. Aku pikir normal itu berarti hidup yang bener-bener damai dan bahagia gitu, sekarang aku jadi mikir dua kali. Setiap ke-normal-an juga punya sisi positif dan negatif tersendiri, ambil contoh.
Yang pertama, yang paling umum. Jatuh cinta. Orang banyak bilang kalo itu-tu normal banget, semua orang juga bakal mengalami. Positifnya itu ada banyak, kalo kita suka sama orang terus dia juga suka sama kita, seneng deh. Dan biasanya kesenangan bisa membuat orang melakukan hal-hal baik. Positifnya lagi, kalo dua insan itu saling melengkapi juga saling memperbaiki satu sama lain. Beda orang, beda sifat. Spongebob bilang sih, 'no one can change a person, but someone can be a person's reason to change'. Positif yang lain, orang yang kita suka itu bisa jadi motivator atau inspirator kita dalam penggapaian sesuatu yang bersifat baik, siapa tau berhasil. Cinta bertepuk sebelah tangan juga bisa membawa hal positif, misalnya kamu bisa jadi semangat gegara pengen nunjukin kalo kamu bisa tegar; haha alasan bodoh tapi juga agak bener. Ingat, banyak hal yang jauh lebih penting. Whoa, dimana ada positif pasti ada negatif. Bertepuk sebelah tangan juga bisa menjunjung sisi negatif, jadi galau terus gak punya semangat hidup ditambah jadi males-malesan dan judes, overnya sih juga bisa merubah sifat baik menjadi buruk, masa depan pun menjadi taruhan. Itu buruk, jadi jangan kayak gitu ya kawan. Negatif lagi, kalo saking ngebet pengen jadi miliknya terus pake cara yang gak baik gitu. Belum lagi kalo banyak orang yang sadar kalo itu cara buruk, jadi dijauhin, gak punya temen deh. Karma does exist, haha. Ada negatif lagi, coba kalo udah pacaran terus jadi sibuk pacaran terus, males belajar dan ketinggalan pelajaran, masa depan pun dipertanyakan. Memang, cinta bisa membuat orang buta dalam banyak hal. Jujur ajasih, aku menjadi korban dalam ke-normal-an ini. Cuma untuk saat ini, kalo suka sama orang itu normal, maka aku tidak ingin menjadi normal atau dengan kata lain gak suka sama siapapun. Kebahagiaanpun terjamin, hahaha.
Yang kedua, yang agak bijak. Impian. Orang banyak bilang lagi kalo bermimpi dan punya impian itu normal, orang juga berhak untuk memperjuangkan impiannya itu. Positifnya lebih banyak, semangat hidup dan usaha jadi lebih berkobar gegara pengen menggapai impiannya itu; dengan cara yang baik dan impian yang baik pula, absolutely. Masa depan pun terjamin. Lagi, mungkin pengen bikin seseorang atau beberapa orang bangga, dia jadi berusaha lebih baik dan selalu termotivasi karna orang-orang itu. Negatif, impian juga bisa menjebak. Ada yang memperjuangkannya dengan cara yang buruk gegara pengen banget impian itu terpenuhi. Karma does exist, remember? Ada juga yang udah berusaha siang-malem tapi gak kesampean juga, terus malah jadi uring-uringan atau bisa juga nyalahin Tuhan. Heuheu, itu berarti Tuhan punya rencana yang lebih baik bagimu, atau bisa juga usahamu kurang maksimal. Ada lagi, pengen terwujud tapi usaha pun gak ada, males-malesan tapi pengen hasil bagus? Haha teruslah bermimpi, semua itu adil. Akusih masih ditengah jalan, jadi masih banyak waktu. Nah, hal tadi itu juga termasuk dalam sisi negatif karna kita terlalu menyepelekan hal-hal yang memang harus kita biasakan dan kita usahakan dari sekarang. Miskin waktu sekarang, tapi kaya harta dan ilmu di kemudian hari. Haish, garis bawahi kata-kata tadi, masuk dalam kalimat emas kan?
Yang ketiga, gak tau ini masuk jenis apa. Berteman. Berteman itu memang normal, gak ada orang yang gak punya temen. Langsung ajaya, positif-negatifnya itu banyak aja banget, karna temen bener-bener berpengaruh sama sifat kita sendiri. Temen itu bisa jadi segalanya. Bisa jadi orangtua, jadi guru, jadi pacar, bahkan bisa jadi musuh, beh. Bener sih kita harus pintar dalam memilih temen, tapi jangan berlebihan juga, sampe diliat bibitbobotbebet-nya gitu. Biasanya temen yang baik bakal ngajarin hal-hal baik dan setia, tapi kalo cuma temen licik mah, beuh. Udah ngajarin yang buruksuper, eh dateng-pergi juga. Ada juga yang cuma manfaatin temen itu biar dia bisa dapetin keuntungan tersendiri, bisa deket sama orang yang dia suka misalnya, heuheu. Mencari teman yang tenar hanya karna dia ingin ikut tenar juga termasuk hal negatif sih, menurutku. Memanfaatkan kekayaan apalagi, shushuuuu. Ada nasihat dibalik kenormalan dalam berteman ini. Hanya karena dia teman baikmu selama ini dan takut ditinggalkan olehnya bukan berarti kamu juga harus berubah menjadi buruk sepertinya, kan? Kamu mungkin belum melihat, ada 1000 teman yang lebih baik dan bisa membuatmu 1000 kali lebih baik. Baik dimatamu, dan dimata kami.
Kesimpulannya sih, disetiap hal itu pasti ada langkah yang berbeda, tergantung kita aja ngejalaninnya kayak apa, hasilnya juga bakal sebanding. Jangan sampe, sekarang kalian berpikir 'itu orang yang pake cara licik kok bisa dapet hal yang gak sebanding sama perbuatannya? kok dia bahagia?' haha, itu berarti bukan akhir dari perjalanan-nya kawan. Banyak hal yang gak bisa saling melepaskan diri, seperti kutub utara dan kutub selatan, seneng sama sedih, kaya sama miskin, cinta sama patah hati, buruk sama baik, etc. Kemungkinan besar sih, kita juga bakal ngerasain hal-hal yang gak bisa melepaskan satu sama lain itu, wopwopwohoo.
Oya ada orang yang bilang, lupakan masa lalu dan pikirkan masa depanmu. Hey, tanpa masa lalu gak akan ada masa depan kan ya? Tapi tergantung juga sih sama masa lalu baik atau buruk, baik-buruknya masa lalu juga bisa jadi motivasi orang untuk bangkit atau terus berjuang, tapi bisa juga jadi penghalang. Beh, maka dari itu pintar-pintarlah dalam memilih masa lalu. (?)

Bersama batas normal,
Fanny Rahmasari. :-)

Minggu, 10 Februari 2013

Bonjour, 14!

10/02/1999-10/02/2013
Alhamdulillah, kini aku sudah memasuki umur yang ke-14. Bersyukur, pastinya karena sudah diberi kesempatan untuk merayakan tahun ke 14-ku ini. Hanya untuk melengkapi perayaan, ada beberapa harapan yang aku buat untuk tahun yang baru ini.

  • Panjang umur, dan sehat selalu. Amin.
  • Semakin rajin dalam beribadah dan selamat dunia akhirat. Amin.
  • Diberi kemudahan dan kesuksesan dalam hal apapun. Amin.
  • Semakin dekat dengan orang-orang terdekatku dan juga teman-temanku. Amin.
  • Dapat melanjutkan pendidikan dengan baik, dan segala cita-cita tercapai. Amin.
  • Diberi kebahagiaan setiap saat, dan dijauhkan dari kebencian. Amin.
Intinya sih itu, di-amin-in aja ya, hihihi. Semoga 14 akan terisi dengan hal-hal yang positif, amin. Oya superdup terimakasih buat hari ini ya, semuanya. Terimakasih untuk keluarga dan sepupu yang sudah mengadakan simple-awesome-party buat aku. Terimakasih atas ucapan dan doa dari kalian semua, God bless you. Terimakasih atas kado-nya yang sangat luar biasa, love it! Dan terakhir, terimakasih buat kamu yang udah ngucapin "Happy birthday yaw :D" buat aku, semoga kamu bahagia dan sukses selalu.

Simple-awesome-party
Bukan pesta sebenernya, hanya sedikit perayaan untuk hari ini. First destination, kita ke Banyumili Resto. Tempatnya, Subhanallah bagus banget, makanannya juga enak banget-banget-banget. Next, hanya usul beberapa dari kami, kita pergi ke Top40 Family Karaoke *kalo gak salah*. 2 jam yang singkat tapi penuh kebahagiaan dengan guncangan musik yang menggelegar. Terimakasih, hari ini. :-)

Happy Birthday, Fanny. May you have a great year ahead! Sincerely, your-own-self. <:-)

Welcome, 14!

Thanks for coming. :))

Selasa, 05 Februari 2013

True.


"Mengapa jika dipesan singkat kau begitu hangat, sedangkan dipertemuan nyata kau begitu dingin?"

"Mengapa jika dalam pesan singkat kau begitu manis, sedangkan dipertemuan nyata kau begitu sinis?"

-Dwitasari.

Senin, 04 Februari 2013

Masih memilihmu.

Selamat senja, kawan.
Aku baru saja mendengarkan beberapa lagu dan seketika kembali ke masa lalu.
Sudah 6 bulan rupanya, bukan 6 bulan kita, melainkan 6 bulan aku menunggu. Sepintas, 6 bulan memang sangat singkat, bahkan dapat dihitung dengan jari. Sayangnya, 6 bulanku tidak semudah dan sesingkat yang kalian kira. Banyak masa sulit, banyak yang membingungkan, dan banyak juga yang terlalu tragis untuk diceritakan. Kalian sudah berpisah, memang seharusnya aku bahagia, tapi justru aku bingung. Bagaimana denganmu? Apa kamu sudah bisa menerima ini dan kembali menyendiri? Memang, harapan yang dulu redup sudah kembali bersinar terang. Namun, apakah kamu juga bisa menjadi seterang dulu? Beberapa hari dekat, kita sudah memulai pembicaraan yang dulu sempat hilang. Aku bahagia, tentu saja. Tapi, aku masih bingung, bagaimana kamu yang sekarang? Apa kamu sudah kembali seperti dulu? Pertanyaan itu masih saja melintas di otak. Memang, penantianku selama ini tidak begitu sia-sia, meski kita tidak bersama, aku sudah senang kita bisa sedekat dulu. Tidak seakrab dulu, tapi aku tetap bahagia. Kini, pesan-pesan singkat beserta emoticon-mu kembali menghiasi layar telepon genggamku. LED biru yang sudah lama terbengkalai, kini mulai berkedip kembali. Namun, ada yang aneh darimu, kamu menganggap seakan-akan selama ini semua baik-baik saja, seakan kita tidak pernah berpisah. Tidak masalah, memang. Tapi, tidakkah kamu mengingat kita yang dulu? Yang menggemari satu sama lain, yang selalu mengucapkan 'selamat malam'? Apa semudah itu, kamu benar-benar melupakan semuanya? Tidakkah kamu mengingat bahwa dulu kamu pergi tanpa mengucapkan 'selamat tinggal'? Bukannya aku tidak bahagia kita kembali dekat, hanya saja aku takut. Aku takut dengan kembali dekatnya kita, akan ada perpisahan lagi diantara kita. Aku tidak menginginkan itu terjadi, aku tidak menginginkan kamu pergi lagi. Pesan-singkat-manis-mu yang dulu memang sudah hilang, tapi bukan berarti kamu juga akan menghilang dariku, kan?
It just like, "I can't lose you again. I can't. Not again. I'm not strong enough."
Ada hal lain yang masih mengganjal, aku masih serba salah bagi mereka. Salahkah aku memilihmu? Salahkah aku menginginkan kita dekat?
Aku memang bukan bagian hidupmu, tapi apakah mereka bagian darimu?
Aku ingin mengabaikan, tapi mereka terlalu jelas.
But, it doesn't matter. I'll love you much longer than forever, even if you'll never love me back.
Toh, mereka tidak akan mempengaruhiku selama aku masih memilihmu.
Dan, terimakasih kamu telah kembali. :-)


Thanks for coming. :))