Senin, 04 Februari 2013

Masih memilihmu.

Selamat senja, kawan.
Aku baru saja mendengarkan beberapa lagu dan seketika kembali ke masa lalu.
Sudah 6 bulan rupanya, bukan 6 bulan kita, melainkan 6 bulan aku menunggu. Sepintas, 6 bulan memang sangat singkat, bahkan dapat dihitung dengan jari. Sayangnya, 6 bulanku tidak semudah dan sesingkat yang kalian kira. Banyak masa sulit, banyak yang membingungkan, dan banyak juga yang terlalu tragis untuk diceritakan. Kalian sudah berpisah, memang seharusnya aku bahagia, tapi justru aku bingung. Bagaimana denganmu? Apa kamu sudah bisa menerima ini dan kembali menyendiri? Memang, harapan yang dulu redup sudah kembali bersinar terang. Namun, apakah kamu juga bisa menjadi seterang dulu? Beberapa hari dekat, kita sudah memulai pembicaraan yang dulu sempat hilang. Aku bahagia, tentu saja. Tapi, aku masih bingung, bagaimana kamu yang sekarang? Apa kamu sudah kembali seperti dulu? Pertanyaan itu masih saja melintas di otak. Memang, penantianku selama ini tidak begitu sia-sia, meski kita tidak bersama, aku sudah senang kita bisa sedekat dulu. Tidak seakrab dulu, tapi aku tetap bahagia. Kini, pesan-pesan singkat beserta emoticon-mu kembali menghiasi layar telepon genggamku. LED biru yang sudah lama terbengkalai, kini mulai berkedip kembali. Namun, ada yang aneh darimu, kamu menganggap seakan-akan selama ini semua baik-baik saja, seakan kita tidak pernah berpisah. Tidak masalah, memang. Tapi, tidakkah kamu mengingat kita yang dulu? Yang menggemari satu sama lain, yang selalu mengucapkan 'selamat malam'? Apa semudah itu, kamu benar-benar melupakan semuanya? Tidakkah kamu mengingat bahwa dulu kamu pergi tanpa mengucapkan 'selamat tinggal'? Bukannya aku tidak bahagia kita kembali dekat, hanya saja aku takut. Aku takut dengan kembali dekatnya kita, akan ada perpisahan lagi diantara kita. Aku tidak menginginkan itu terjadi, aku tidak menginginkan kamu pergi lagi. Pesan-singkat-manis-mu yang dulu memang sudah hilang, tapi bukan berarti kamu juga akan menghilang dariku, kan?
It just like, "I can't lose you again. I can't. Not again. I'm not strong enough."
Ada hal lain yang masih mengganjal, aku masih serba salah bagi mereka. Salahkah aku memilihmu? Salahkah aku menginginkan kita dekat?
Aku memang bukan bagian hidupmu, tapi apakah mereka bagian darimu?
Aku ingin mengabaikan, tapi mereka terlalu jelas.
But, it doesn't matter. I'll love you much longer than forever, even if you'll never love me back.
Toh, mereka tidak akan mempengaruhiku selama aku masih memilihmu.
Dan, terimakasih kamu telah kembali. :-)


Thanks for coming. :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar